Thursday, December 27, 2018

MUSLIM EROPAH BERDUYUN UMRAH




MEKKAH (Arrahmah.com) – Di Eropa, secara luas diketahui bahwa Islam adalah agama yang paling cepat berkembang. Dilaporkan bahwa pada tahun 2030, 8% populasi Eropa adalah Muslim. Setiap hari orang Eropa menerima Islam dan memulai perjalanan baru dengan agama yang mengajarkan perdamaian, cinta, persatuan, dan kebaikan.
Baru-baru ini 100 Muslim yang baru memeluk Islam dari Eropa melakukan umrah bersama untuk pertama kalinya. Ini dimungkinkan oleh pemerintah Arab Saudi dan Perusahaan Al Muhaidib untuk Layanan Masyarakat. Itu adalah inisiatif besar yang diambil oleh pemerintah Saudi untuk memungkinkan 100 Muslim Eropa untuk melakukan umrah setelah mereka memeluk Islam.
Islam adalah agama terbesar kedua di dunia. Ia memiliki lebih dari 1,8 miliar kepercayaan yang membuat hampir 24,1% dari populasi dunia.
Ribuan Muslim di Kerajaan Arab Saudi menyaksikan momen bersejarah ini bersama dengan Presiden Jenderal Masjid Suci dan Syekh Dr. Abdulrahman bin Abdul Aziz Al-Sudais.
Pemerintah dan otoritas terkait di Arab Saudi menyediakan semua kebutuhan untuk Muslim Eropa untuk memastikan bahwa mereka melakukan umrah dengan mudah dan nyaman. Muslim Eropa juga senang dan bersaing dengan cara negara tuan rumah memperlakukan mereka.
Orang-orang Muslim ini berasal dari berbagai bidang, profesi, kebangsaan, yang mengikat mereka bersama adalah agama mereka, Islam. Sungguh menakjubkan bagaimana orang-orang yang bukan Muslim sejak lahir, memilihnya berdasarkan pilihan mereka dan melakukan umrah bersama untuk pertama kalinya.
(fath/arrahmah.com)

DINDA NURUL, SAYANG


peduli apa
orang kata
wahai dinda
aku kanda

mujahid siapa?
berani dia
ngaku kanda
peduli dia

kepala beban
berat serban
biar biarkan
masuk reban

sayang sunyi
sama nyanyi
kanda janji
tak belah bagi






aduhai sayang
abang sayang

Saturday, December 8, 2018

BUDU DANCING IN RUSSIA


usah murka
bermuka muka

makang ikang
makang budu

ikang ikang
iikangkang

main burit (bu)
ratus juta duit (du)

budu
huhu

badan langsing
keep on dancing
keep on fucking





from Russia with love
soltana

Thursday, December 6, 2018

HIMPUNAN PENYAMUN-PERASUAH, 8 DISEMBER


(OSTB)



The poster is spot on.  The leaders behind this street demonstration includes people facing 30 or 40 charges in Court.  A conviction for just any of those 30 or 40 charges 
will see them sent off to jail for a long time.

This is not only their political career but the end of their lives.  AND THEIR MONEY.

ALL the crooks in the e-poster are rich. Very rich. That fellow is worth a few hundred million.  All their money is stolen. Through corruption and plain stealing.

The religious conman has received money from UMNO. Plenty of money. 

So these are a group of people who are useless thieves. 
Actually not very intelligent thieves. 

Obviously they have low or zero moral values.
Satu kaum yang tidak mempunyai moral atau maruah.

And yet there are many who support them.




(Chedet)

MEMPERASUAHAN ORANG MELAYU 9

 
1. Saya tidak tahu samada “memperasuahan” adalah satu perkataan dalam bahasa Melayu. Tetapi sama ada perkataan ini ada atau tidak, perbuatan memperasuahan memang kerap dilakukan dalam masyarakat manusia. Maknanya ialah perbuatan menyemai sifat buruk ini dalam masyarakat sehingga menjadi sebahagian dari budayanya. Masyarakat yang terima budaya ini, tidak lagi berasa segan atau malu dengan pemberian dan penerimaan rasuah, yang kadang-kadang disebut sebagai “tumbuk rusuk” atau “makan suap”.
 
2. Rasuah tetap diamal oleh semua masyarakat manusia. Tetapi biasanya masyarakat anggap rasuah sebagai satu amalan yang keji dan buruk. Mereka yang mengamal rasuah akan menyembunyi perbuatan mereka kerana sedar yang ianya adalah sesuatu amalan yang salah disisi undang-undang dan agama juga.
 
 
3. Tetapi apabila masyarakat terima amalan rasuah sebagai perkara biasa yang boleh diamal secara terbuka, maka tidak lagi ada perasaan segan silu apabila melakukannya, baik oleh pemberi atau penerima.
 
 
4. Di zaman pemerintahan yang percaya “cash is king” atau “wang adalah raja” maka pemberian dan penerimaan rasuah menjadi satu dari nilai hidup dan budaya, terutama dikalangan orang Melayu.
 
 
5. Apa sahaja sanggup dibuat jika disogok dengan wang atau pemberian yang diminati. Soal baik buruk sesuatu yang diberi atau diarah tidak termasuk dalam pertimbangan.
 
 
6. Percanggahan dengan undang-undang, bahkan berdosa dari segi agama tidak diambil kira. Yang diutamakan ialah pendapatan yang memuaskan nafsu.
 
 
7. Masyarakat tahu, mereka tahu sogokan dianggap sebagai perbuatan yang tidak baik dan dilarang. Tetapi penerima tidak fikir panjang. Baik, tidak baik; tetapi sogokan memuaskan nafsu dan dipercayai menguntungkan. Oleh itu terima sahajalah. Kesan buruk terhadap masyarakat adalah perkara remeh dan gampang.
 
 
8. Sudah tentu perasaan kebangsaan dan kesan terhadap bangsa dan negara tidak lebih utama dari nafsu penerima rasuah.
 

Monday, December 3, 2018

TOK HENG - GIGI TIADA INIKAN TARING


Ibrahim Ali mahu Perkasa demo pada 8/12 untuk nyahkan Melayu terus dipijak. Masa Najib dulu Tok Heng pijak semut pun mati. Mengapa sekarang? Ada kena mengena dengan dedak kah? Mangapa fasal 1MDB Perkasa diam! Yang melanyak Melayu ialah Melayu. Bila hati buta mata lagi buta.

Your time is over Tok Heng.


LAST FLIGHT TO KARACHI


We had completed Umrah. Karachi was the stop-over on our flight home. We decided to stay a few days in Karachi. 

 1.5.09 (Friday): Departed Jeddah 10pm on Pakistan Airline Flight PK732 and arrived Karachi Airport 8am. Because of heavy luggages took a taxi (driver: Abu Bakar) to the airport hotel costing 200 rupees. Hotel room B023. Later, the same rundown taxi drove us to the city for short tour. Taxi charge 400 rupees. 

2.5.2009 (Saturday): Hotel management chased us out of the room at 5am (how insensitive!)  saying that no permission been granted for overnight stay. We said that free overnight stay by courtesy of Pakistan Airline. We argued but  the staff insisted we should go. I forgot about bakshees. 

Abu Bakar drove us to the city to look for a hotel and found Parhaim  Hotel (3 star rating by our standard) right in the centre of Karachi. Room charge R3300/night. We had breakfast and lunch at the hotel. The food was 6/10 score.

I started to have fever and flu. 5pm we walked to the central bazaar-market, a short walk from the hotel. The bazaar was like a maze, crowded, dirty, smelly, dusty full of flies. Bought towels. Came across a man dangling Thompson submachine gun in a crowded footway. Strayed into part of the backlanes - horrible.

3.5.2009 (Sunday): Complimentary breakfast at hotel. Lunch at hotel. Took a taxi to the largest mall in Karachi not too far from the hotel. The shops lack the goods and there were not many customers. Parkson, Kajang can easily beat the mall. We visited a leather outlet in the neighbourhood of residential area. 

Taxi driver was one Hameed Khan, a proud Pathan. He said his brother went missing in Sabah 10 years ago. Call his number +903075749176 if I happen to come across his brother! Dinner at KBC Restaurant across the hotel. 

4.5.2009 (Monday): Breakfast at hotel. Asked Hameed to bring us to the nearest fruit market so that I could bring back some seeds. Hameed must have misunderstood. He drove us at high speed some 30km on the road to Hyderabad. We passed dumpsites along the way. 

The largely open air wholesale produce market was crowded, haphazard, dirty, smelly, men only affair. My wife was the only lady. I saw baskets or sacks of vegetables and fruits such as chiku, watermelon, oranges, loquat etc. I bought 1kg each of chiku and loquat. It was a very short over view and back to hotel for lunch. Hameed's take was R1300.

5.5.2009 (Tuesday): My flu and fever lingering. Had breakfast. Went to the central bazaar. I bought a leather sling bag (never use it till now, too big to be useful), a couple of leather sandals one pair of which I am using now (after being in the closet for years!). They are real leather.

Check out 6pm and kept our luggage at the hotel. Left hotel at 10.45pm to  airport for flight home by MAS. Hameed drove us.

The chiku seeds failed to germinate because the fruits bought were unripe. Several loquat (subtropical) plants are several feet tall but not fruiting yet in Cameron Highlands. They refresh my mind of our last flight to Karachi.

That was my second visit to Pakistan. The first to Faisalabad for 1 week in 1999, 10 years before Karachi. I enjoyed kind hospitality there.

Tourism in Pakistan is dead. With Imran Khan helming, hopefully things get better. 

(I took pictures of Karachi using digital camera but lost them).

Saturday, December 1, 2018

LEMBAGA HITAM OF LEMBAGA HAJI






Mengapa Najib puja lembaga hitam jadi CEO Lembaga Tabung Haji? Sebab dia suka main bomoh. Lembaga hitam adalah hantu.

Lembaga hitam songlap jutaan. Ingat dapat menghilang seperti invincible man! Nasib baik BN kalah PRU. Allah hu akbar.

Ala(ma)mak, lembaga hitam menabung dalam Tabung walaupun ada 3 tompok hitam didahi.

Dulu lembaga hitam giat buat amal sampai luar negara. Kini hero jadi zero. Tuah ayam tidak boleh dibaca inikan pula tuah manusia.

Everyman has a price lembaga hitam notwithstanding. 

What's my price? Thank God, I have not been tested monetarily.




Nampak tak dahi lembaga hitam bertompok hitam logam. Ini dikatakan agama sebagai topeng dan ditokpekongkan!
Boleh minta ampun depan Kaabah seratus kali. Duit balun tak akan habis.


Dah lah jadi MP Baling, baling saja dia dalam jail.

Wednesday, November 28, 2018

MUHYIDIN TAKUT FUZI


Ada apa2 kah Muhyidin masih simpan IGP Fuzi? Liat sangat dia. Polis tahu banyak rahsia orang politik kan! 

1. Fuzi orang Zahid dan Najib.

2. Cara polis mengawal rusuhan di kuil Ahad sudah nampak kelemahan Fuzi. 

3. Siapa (polis) beri arahan tembak Khalil sampai mati di depan pejabat Najib? Fuzi mesti tahu. 

Muhyidin, jangan merapu cara lama.


(Tamrin Ghafar)
17.  Ada juga kedengaran kononnya uzi terhutang budi kepada Zahid kerana memilih beliau sebagai Ketua Polis Negara , mengatasi Noor Rashid  ; maka itulah sebabnya tidak ada sebarang tindakan dilakukan terhadap Zahid oleh polis.

18.   Pemilihan  Fuzi atas cadangan Zahid dipersetujui pula oleh Najib.

WORLD EXPOSITIONS, 1889 (PARIS), 1970 (TOKYO)


Exposition Universelle de 1889 was held at the Eiffel Tower when it was just built.


Hitler was at the Eiffel Tower when France was conquered early in WW2.



EXPO '70 at Tokyo.
The soaring Tower of the Sun pierced the roof of the Theme Exhibition building below it appeared the sun's "face."

Drumlike structures of Japan's pavilion symbolised the cherry blossom.


Bird's eye view of EXPO'70: at bottom left is the spire of the U.S.S.R. Pavillion, at upper right is the low "quilted" roof of the U.S. exhibit.


Saturday, November 24, 2018

FUCKING IN RUSSIA, WHERE ELSE?


Saturday Lite : Agong Is Not "Resting Following Treatment Lah" ! He Went To Moscow To Marry A Russian Beauty Queen.

Syed Akbar Ali at OutSyed The Box - 7 hours ago
*I suppose everyone is aware of the Moscow wedding where our Agong has married a Russian girl - the winner of Miss Moscow 2015 so it has been reported. The story and the pictures have gone viral since yesterday.* *Firstly congratulations are due to the newly weds. * *May they have a long and happy life together.* *But somehow the mainstream media is fluttering between talking about it or being embarrassed about the news. They dont seem to know where to go. * *First the Online New Straits Times carried the story :* *Then the story got pulled : 



BAKAL 

PEMAISURI ?


Tuesday, November 20, 2018

NYENYAK DIDENDANG KHUTBAH


Tiap Jumaat lebih ramai kaum Muslimin mendondong kemasjid, rumah Allah. Sembahyang. Alhamdulillah.

Adakah syaitan lebih ramai berkeliaran pada hari Jumaat? Mereka sentiasa mencari jalan menahan agar ramai tidak kemasjid. Macam2 helah digunakan. Letih. Banyak kerja. Urusan2 persendirian. Alpa. Pelbagai lagi.

Bila dalam masjid, semasa khutbah ramai mukmin mengantuk dan lelap mata. Baik tua atau muda. Baik pak lebai maupun haji. Dianggarkan 60-70% dalam buaian tidur. Adakah ini kerja syaitan? Kelopak mata jadi berat. Telinga dipekakan. Salahkan sendiri, iman tidak kuat! 

Alhamdulillah, kebanyakan masjid ada hawa-dingin. Air paip mudah tetapi melimpah dibazirkan. Wudu' punya basuh seolah kotor sangat dan tidak mandi sunat Jumaat.

Keadaan nyaman lagi selesa tetapi menguja iman? Adakah kandungan khutbah yang disampaikan sudah membosankan kerana diulang acap kali? Ada kalanya cara penyampaian hanya senada, ada pula seolah menjerit untuk menekankan isu.

Dalam khutbah selalu doakan para mujahidin dan  kaum Muslimin dimerata dunia aman dan maju.  Doa itu bagus tetapi kurang aksi. Bijak kiranya, pada masa yang sama ada kantung derma untuk Rohinya, Yaman, Palestin, Kashmir, Somalia, Afghanistan … bukan hanya sedekah untuk masjid sahaja. 

Kutipan tiap Jumaat biasa dipaparkan dan jumlahnya kian bertambah. Sebahagianya patut disedekahkan kapada Muslim luar negara. Bukan hanya kapada qariah. Ada masjid berasa bangga dapat kumpulkan banyak dana tetapi tujuan utama ialah membuat masjid baru.

Pejabat ugama perlu membaiki kandungan khutbah supaya tidak membosankan.

Thursday, November 15, 2018

PERANAKAN TIONGHOA, INDONESIA



Amen Budiman. 1979. Masyarakat Islam Tionghoa di Indonesia. Tanjung Sari, Semarang

Anon. 1892. Kitab bergoena boeat anak-anak jang soeka beladjar hoeroef Wolanda bahasa Melajoe. Ijap Goan Ho, Betawi

Blusse L. 1975. Western impact on Chinese communities in Western Java at the beginning of the 17th century. Nampo Bunka 9:26-57 (Center for South Asian Studies, Kyoto)

Bruin AG de. 1918. De Chineezen der Oostkust van Sumatra. EJ Brill, Leiden

Cator WJ. 1936. The Economic Position of the Chinese in the Nederland Indies. Blackwell, Oxford

Chiu Ling-yeong. 1967. Sino-Javanese relations in the early Ming period. Symp on Historical, Archeological and Linguistic Studies on Southern China, Southeast Asia and the Hong Kong region, Hong Kong pp214-22

Chung Hua Tsung Hui. 1947. Batavia (memorandum outlining acts of violence and inhumanity perpetrated by Indonesian bands on innocent Chinese before and after the Dutch police action was enforced on July 21, 1947). Batavia (mimeo)

Dede Oetomo. 1984. The Chinese of Pasuruan: A study of language and identity in a minority in transition. Dissertation, Cornell Univ
1991. The Chinese in Indonesia and the development of the Indonesian language. Proc Sym Indonesia. The role of Indonesian Chinese in Shaping Modern Indonesian Life, July 13-15, 1990, Cornell Univ in conjunction with Southeast Asia Studies Summer Inst

Fromberg PH. 1911. De Chineesche beweging op Java. Elsevier, Amsterdam


Heek F van. 1936. Chineesche immigraten in Nederland. EJ Brill, Leiden

Hoetink B. 1922. Chineesche officieren te Batavia onder de Compagnie (The Chinese officers in Batavia under the Company). BKI LXXVIII:1-26
1923. So Bing Kong, het eerste hoofd der Chineezen te Batavia (eene nalezing) (So Bing Kong, the first head of the Chinese at Batavia, a supplement). BKI LXXIX:1-44

Hoezoo W. 1878. De Islam in Semarang en de Overgang van de Chiezen tot Islam (Islam in Semarang and the conversion of the Chinese to Islam). In Neurdenburg JC (ed) De Islam in Nederlandsch-Indie. Mededeelingen van wege het Nederlandsch Zendig-genootschap 22, Rotterdam

Huang Aling. 1987. (Ikhtisar Sejarah Hubungan antara China dengan Indonesia). Zhong Guo Guo Ji Guang Bo Chu Ban She, Beijing


K. 1940. Pengaroe bahasa Tionghoa atas bahasa Melajoe. Sin Po 18(919):5-9

Kam Seng Kioe. 1955. Sam Po. Toko Buku “Liong”, Semarang

Kong Yuanzhi. 1989. (Zheng He dan agama Islam di Indonesia). Zhong Guo Mu Si Lin, Beijing 5
1989b. (Suatu teka-teki dalam sejarah: Tentang tahun kedatangan Zhen He di Semarang, Jawa). Sin Chew Jit Poh, 17 Julai
1993. Sam Po Kong dan Indonesia. CV Haji Mas Agung, Jakarta

Kwee Tek Hoay. 1934a. Merosotnja pembatjaan Melajoe Tionghoa. Moestika Romans 5(50):597-9
1934b. Memperbaiki bahasa Melajoe. Moestika Romans 5(53):729
1934c. Bagaiman moesti bikin tambah kajanja bahasa Melajoe. Moestika Romans 5(56):853-4
1939. Bahasa Melajoe di komoedian hari. Moestika Romans 10(116):315-7


Lasker B. 1946. Role of the Chinese in the N.E.I. Far Eastern Quarterly, New York

Leo, Philip. 1975. Chinese Loanwords Spoken by the Inhabitants of the City of Jakarta. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Lembaga Research Kebudayaan Nasional, Jakarta

Liem Twan-djie. 1964. The Distributive Intermediate Trade of the Chinese in Java. East-West Center, Honolulu; abridged and translated by EP Wittermans

Lim Tjay Tat. 1896. Boekoe peratoeran beroemah tangga boewatan darie walie Tjina Tjoepeek Lie Sian Seeng die manaken pertal bahasa Malaioe. Singapore


Maier HMJ. 1991. Forms of censorship in the Dutch Indies: the marginalization of Chinese-Malay literature. Proc Sym Indonesia The role of Indonesian Chinese in Shaping Modern Indonesian Life, July 13-15, 1990, Cornell Univ in conjunction with Southeast Asia Studies Summer Inst


Needham J. 1974. The nature of Chinese society: a technical interpretation. Univ Hong Kong Gazette XXIII(5) part 2

Nio Joe Lan. 1955. Perkembangan & berachirnja bahasa Melayu-Tionghoa. Dlm Buku Kita> Madjalah untuk Buku dan Pembaca 1:301-4, 347-9
1958. Dari harian Tionghoa-Melaju mendjadi harian Indonesia nasional. Dlm Starrdjo Tjokrosisworo (peny) Sekilas Perjuangan Sebangsa, Sedjarah pers Sebangsa. Serikat Perushaan Suratkabar S.P.S, Djakarta ms312-9
1961. Bahasa Melayu-Tionghoa. Bahasa dan Budaja 9(5/6):201-15


Ong-Tae-Hae. 1849. The Chinaman Abroad or a Desultory Accoount of the Malayan Archipelago, particularly of Java. The Missions Press, Shanghai; transl Medhurst WH


Phoa Kian Soe. 1953. Islam Tionghoa di Jakarta. Sunday Courier, 6 May 1953, Jakarta

Pramoedya Ananta Toer. 1960. Hoa Kiau di Indonesia. Bintang Press, Djakarta

Puspa Vasanty. 1969. Istilah kekerabatan pada orang Tjina Hokkien di Indonesia. Berita Antropologi 1(3):38-41


Rafferty E. 1982. Discourse structures of the Chinese Indonesian of Malay. Badan Penyelenggaraan Seri NUSA, Univ Atma Jaya, Jakarta
1984. Languages of the Chinese in Java – an historical review. J Asia Studies 43:247-72

Ricklefs MC (tr and ed). 1984. Chinese Muslims in Java in the 15th and 16th centuries: The Malay Annals of Semarang and Cerbon (by Graaf, de Hermanus Johannes). Monash Papers on Southeast Asia no 12

Ryan EJ. 1961. The Value System of a Chinese Community in Java. Harvard Univ Press, Cambridge


Salmon, Claudine. 1972. Un Chinois a Java (1729-1736) (A Chinese at Java, 1729-36). BEFEO 59:279-318
1976. A propos de quelques tombes chinoises d’Indonesie des XVIIe et XVIIIe siecles (About some Chinese tombs from the 17th and 18th centuries in Indonesia). Archipel 12:207-18
1981. Literature in Malay by the Chinese of Indonesia: a provisional annotated bibliography. Etudes insulindiennes-Archipel 3
1985. Sastra Cina Peranakan dalam Bahasa Melayu. PN Balai Pustaka, Jakarta
1987(ed). Literary Migrations: Traditional Chinese Fiction in Asia (17th-20th centuries). Beijing
1991a. A critical view of the opium farmers as reflected in a syair by Boen Sing Hoo (Semarang, 1889). The role of Indonesian Chinese in Shaping Modern Indonesian Life, July 13-15, 1990, Cornell Univ in conjunction with Southeast Asia Studies Summer Inst
1991b. The Han Family of East Java – Entrepreneurship and Politics (18th – 19th centuries)> Archipel 41:53-87
____ and Lombard D. 1980. Les Chinois de Jakarta, temples et vie collective (The Chinese of Jakarta, temples and communal life). Etudes insulindiennes-Archipel 1

Schlegel G. 1884. Eene Chineesche begrafenis-en huwelijks-onderneming (gevestigd te Soerabaya) (Chinese Funeral and Marriage Association based in Surabaya. BKI XXXII:517-59; 2nd rev edn 1885, EJ Brill, Leiden
1891. Chinese-Malay and Javanese literature in Java. T’oung Pao 2:148-51

Scott, Edmund. 1606. An Exact Discourse of the Subtilities, Fashihshions (sic), Politics, Religion and Ceremonies of the East Indians, as well Chyneses as Javans, there abiding dweling together … London

Soepomo Poedjosoedarmo. 1978. The speech or peranakan Chinese in Central Java. Paper presented in Nat Sem Southeast Asia, 3-6 May 1978, Yogyakarta

Soeseno Kartomihardjo. 1981. Ethnography of communicative codes in East Java. Pacific Linguistic D39, Australian Nat Univ

Somers MF. 1964. Peranakan Chinese Politics in Indonesia. Cornell Univ Press, Ithaca

Stevens AM. 1985. The Language of the Chinese in East Java. Queens College, New York

Suripan Sadi Hutomo. 1988. Peranan bahasa dan sastra Melayu (Indonesia) di Surabaya tahun 1900-1942. Kritis 3(2):59-73

Suryadinata, Leo. 1971. The Pre-World War II Peranakan Chinese Press of Java: A Preliminary Survey. Ohio Univ Center Int Studies, Athens, Southeast Asia Series 11


Takdir S Alisjahbana. 1934. Kedoedoekan bahasa Malajoe-Tionghoa. Poedjangga Baroe 2(4):97-105
1948. Soal kesatuan bahasa dan bahasa Melaju-Tionghua. Pembina Bahasa Indonesia 1:97-100

Tan Giok-lan. 1963. The Chinese of Sukabumi; a Study in Social and Cultural Accomodation. Cornell Univ, Ithaca

The Siau Giap. 1986. Cina Muslim di Indonesia. Yayasan Ukhuwah Islamiyah, Jakarta

Tjan Ing Bo. 1955. Sedikit tentang family ‘Tjan’ dari Solo. Liberal 3(89)

Tjan Tjoe Som. 1965. Chinese Historical Sources and Historiography, An Introduction to Indonesian Historiography. Cornell Univ Press

Tjoa Tjoe Koan. 1887. Hari raja orang Tjina. Jang mengaloewarin Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Albrecht & Co, Batavia


Vermeulen JT. 1938. De Chineezen te Batavia en de troebelen van 1740. E Ijdo, Leiden


Weldon PD. 1974. Indonesian and Chinese status and language differences in urban Java. J Southeast Asian Studies 5(1):37-54

Wen Guangyi et al. 1985. (Sejarah Perantau China di Indonesia). Hai Yang Chu Ban She, Beijing

Williams LE. 1960. Overseas Chinese Nationalism; the Genesis of the Pan-Chinese Movement in Indonesia, 1900-1919. Free Press, Glencoe

Willmott DE. 1956. The National Status of the Chinese in Indonesia. Cornell Univ Press, Ithaca
1960. The Chinese of Semarang. Cornell Univ Press, Ithaca

Wolff JU. 1983. The Indonesian spoken by the Peranakan of East Java. In Agard FB (ed) Essays in Honor of Charles F Hockett. Cornell Contribution to Linguistics 4:590-601. EJ Brill, Leiden


Z Kamaruddin. 1964. Peranan golongan Tionghua di Kalimantan. Latihan ilmiah, Sarjana Muda Sastera Jurusan Sejarah, Univ Gadjah Mada