Mubaligh kelahiran 18 Oktober 1965 asal Mumbai, India ini, kini dikenal sebagai mubaligh dan cendekiawan Muslim dalam bidang perbandingan agama. Atas prestasi-prestasinya dalam dakwah Islam, Kerajaan Saudi Arabia pada 01 Maret 2015 lalu, menganugerahi Zakir Naik penghargaan King Faisal International Prize (KFIP).
Rencananya, Dr Zakir Naik akan melakukan safari dakwah ke Indonesia bertajuk “Zakir Naik Visit Indonesia 2017” pada awal April 2017 mendatang. Ia akan ditemani oleh sang istri dan keluarganya.
Zakir Naik memang dikelilingi orang-orang hebat dari kalangan keluarganya. Di antaranya adalah sang istri, Farhat Naik, dan salah satu putranya, Fariq Zakir Naik.
Farhat Naik, bukanlah sekadar seorang istri dan ibu dari putra-putrinya. Seperti suaminya, ia juga seorang daiyah yang berpengalaman dalam mendakwahkan Islam di kalangan perempuan.
Ibu dari tiga orang anak, satu lai-laki dan dua perempuan ini, telah mengisi diskusi publik dalam bahasa Inggris dan Urdu khusus untuk kalangan perempuan di berbagai negara dari berbagai benua di dunia. Di antaranya, Farhat pernah berdakwah di Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Bahrain, UAE, Arab Saudi, Malaysia, Sri Lanka, Trinidad, Tobago, Maladewa, Mauritius, Ghana, dan Gambia. Di negaranya, India, Farhat menyampaikan ceramah rutin.
Farhat Naik memperoleh gelar masternya (M.Com) dari University of Poona, India. Sebelum menikah, ia mengajar di Poona College. Kini ia menjabat sebagai Presiden Ladies Wing Islamic Research Foundation, Mumbai. Selain berdakwah, ia juga menerapkan pendidikan Islam pada International Islamic School, Mumbai. Dia juga duta dari IRF Educational Trust, Mumbai.
Dalam dakwahnya, Farhat Naik menyampaikan ajaran Islam tentang perempuan dan praktiknya di seluruh dunia. Sebab perempuan telah menjadi setengah dari populasi manusia dunia serta memiliki peran penting bagi perubahan dunia. Menurutnya, pendidikan dan pemberdayaan para guru merupakan suatu keharusan sehingga akan menghasilkan generasi saleh. Dengan demikian akan tercipta warisan budaya Islami dan menghidupkan kembali As-Sunnah.
Selain istrinya, salah satu putra Zakir Naik yang sudah menampakkan keahliannya adalah seorang putranya, Fariq Zakir Naik (21). Ia telah menyelesaikan tingkat A-nya (Cambridge CIE UK), di Islamic International School & Junior College, Mumbai.
Fariq memiliki sejumlah keistimewaan. Pada usia 13 tahun, ia telah menjadi Hafizul Qur’an, sembari belajar di sekolah. Sejak usia delapan tahun, dalam perjalanan dakwah bersama sang ayah, ia juga menyampaikan ceramah singkat dalam bahasa Inggris dan Arab di depan ribuan orang di Chennai, Pune, Dubai, Italia, Trinidad dan kota-kota lain dari dunia. Pada 2003, di usianya yang masih sembilan tahun, Fariq telah menghadapi audiens lebih dari 50 ribu orang di Srinagar dan memiliki audiens yang lebih besar di Hyderabad pada 2006, di usianya yang ke-12 tahun.
Pada November 2009, saat usianya menginjak 15 tahun, ia telah menjadi pembicara termuda dalam Konfrensi Islam dan Dakwah Internasional mengenai “Perdamaian dan Solusi bagi Kemanusiaan “yang diselenggarakan di Mumbai, India. Saat itu hadir 30 pembicara dari 15 negara di dunia.
Setelah presentasi singkat di Peace TV, Fariq diundang untuk menyampaikan ceramah Islam di berbagai belahan dunia termasuk Arab Saudi, UEA, Bahrain, Kuwait, Italia, Malaysia, Sri Lanka dan Maladewa. Perjalanannya ke kota suci Makkah dan Madinah telah memperluas pemahamannya untuk mengabdikan diri pada lembaga dakwah internasional.
Fariq adalah sebuah inspirasi bagi kaum muda. Ia menjadi pembicara rutin termuda di Peace TV. Sepekan sekali ia muncul dalam program “Teens Star”.
Uniknya, selain aktif belajar dan menyampaikan ajaran Islam, Fariq ternyata juga hobi berolahraga. Ia menyukai sepak bola, renang, karate dan judo. Dia telah memenangkan “Best Sports Boy Trophy” selama lima tahun berturut-turut. Dalam dunia bela diri Tae Kwon Do dan Karate, ia telah menyandang sabuk hitam.
Dalam dunia pendidikan, Fariq mendalami bahasa Arab dan Inggris serta mengkhususkan diri menguasai ilmu-ilmu Keislaman. Ia menjalani pendidikan di bidang Studi Islam di Universitas Islam Al-Imam Muhammad Ibn Saud di Riyadh, Arab Saudi. Ia berharap dapat mengikuti langkah ayahnya dan menjadi orang terdepan dalam dunia dakwah.
(azmuttaqin/*/arrahmah.com)