(ubahsuai arrahmah.com)
Khairuddin (Khizr) Barbarossa lahir pada tahun 1478 di pulau Lesbos2 wilayah Turki Utsmani setelah penaklukkan pulau oleh Sultan al-Fatih tahun 1462.
Khairuddin (Khizr) dan abangnya (Aruj) membentuk privateers ‘pejuang swasta’ untuk menghadapi ancaman penjajah Kristen Eropa. Khairuddin berani, cerdas dan mampu berbicara bahasa yang biasa digunakan di Mediterania, seperti bahasa Turki, Arab, Yunani, Spanyol, Italia, dan Perancis.
Apabila runtuhnya kekuasaan Islam di Granada (Andalusia) tahun 1492, tidak ada penguasa Muslim yang berani melawan Kristen Spanyol Raja Ferdinand dan Ratu Isabella. Spanyol semakin meluaskan invasi di kawasan Mediterania dan kerap menganggu kapal pedagang-pedagang muslim.
Angkatan laut Barbarossa bersaudara dan para anak buahnya berhasil mengacau pelayaran kapal-kapal Kristen di Mediterania serta menyerang wilayah-wilayah Afrika Utara yang mereka duduki. Sepanjang tahun 1510-an, armada si Janggut Merah membebaskan beberapa kota penting di pesisir Aljazair. Mereka juga membantu orang-orang Andalus yang melarikan diri dari kekejaman orang- orang Spanyol.
Pada 1517, Sultan Salim, Turki Utsmani menakluki Mesir dari Dinasti Mamluk. Barbarossa menjalin hubungan dengan pihak Turki dalam jihad mereka menghadapi orang-orang Eropa Barat. Pada tahun 1519, Khairuddin Barbarossa secara resmi menjadi gubernur Turki di Aljazair.
Khairuddin Barbarossa meninggal dunia di Istanbul pada Julai 1546. Ia tetap dikenang sebagai seorang pejuang laut yang hebat dan seorang mujahid. Orang Eropa menyebutnya sebagai ‘Lanun Laut’. Sebagian besar wilayah Afrika Utara berhasil dibebaskan dari penjajahan Eropa dan perairan Mediterania diamankan.